Selasa, 15 Januari 2013

Mengenal Kebudayaan Kota Malang

2.1 Sistem Budaya dan Warisan Sosial
Bantengan
Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA) serta menjunjung tinggi kebersamaan dan setia kepada malang. Di kota Malang juga terdapat tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, Sendra tari. Saat ini bertambah kesenian baru yang kian berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian "BANTENGAN" kesenian ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat asli malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat malang namun baru sekaranglah "BANTENGAN" lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun peringatan hari kemerdekaan.
Festival tahunan yang menjadi event ikon kota juga sering diadakan setiap tahunnya. Beberapa festival kota tahunan diantaranya adalah:
  • Festival Malang Kembali: Diadakan untuk memperingati HUT Kota Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung situasi kota pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi museum hidup selama kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
  • Karnaval Bunga
  • Karnaval Lampion: Biasa diadakan untuk merayakan hari raya imlek.
2.1.1.   Adat istiadat pernikahan
Nontoni adalah menyaksikan dari dekat calon mempelai yang telah di temukan sebagai calon jodoh sang putra. Apabila dalam acara nontoni ini telah mendapat kesepakatan dari keluarga calon mempelai pria, maka segera dilanjutkan ke tahap berikutnya, yakni melamar, ter-kecuali kalau hal ini suatu 'anugrah' atau 'triman' dari Raja, haruslah di terima dengan senang hati. Adapun adat yang pada umumnya digunakan dalam pernikahan di malang sebagai berikut :
  1. Melamar : Melamar, mengajukan permohonan secara tertulis, disebut 'surat lamaran' yang dibuat oleh pihak calon mempelai pria yang ditujukan kepada pihak calon mempelai wanita melalui suatu utusan. Yang diutus atau yang melaksanakan ialah saudara yang lebih tua dari ayah atau ibu. Kalau dikabulkan, maka segera diadakan pembicaraan mengenai penentuan harinya. Sebagai tanda menerima, keluarga calon mempelai wanita mengadakan kunjungan balasan sekaligus menyampaikan bahwa lamaran tersebut diterima.
  1. Peningsetan : Menindak lanjuti acara melamar sebagai tanda pinangan, keluarga calon mempelai pria datang dengan membawa barang hantaran dan menyerahkan barang-barang tertentu sebagai tanda meminang.
    Arak-arakan ini disaksikan oleh kedua belah pihak beserta keluarga dan kerabat handai taulan. Maka resmilah acara peningsetan sebagai tanda ikatan bahwa sang putri sudah ada yang meminang.
  1. Penentuan Hari : Kedua belah pihak menentukan hari baik untuk pernikahan putra-putri. Dalam mencari penentuan hari sangat diutamakan, karena mengharap kesejahteraan dan keselamatan bagi kedua calon mempelai. Dalam mencari hari baik, menghindari hari tali wangke dan hari sampar wangke (hari naas).
  1. Pasang Terob : Terob, didirikan 7 hari  sebelumnya atau menurut hari baik. Bahannya terbuat dari daun nipah (daun kelapa yang dianyam untuk atap) dan bambu untuk tiang-tiangnya. Kalau terob sudah, jadi sekitar atap diberi hiasan berupa janur. Setelah terop jadi, pada kanan kiri pintu masuk dipasang tuwuhan yang terdiri dari :
  • Sebelah kanan : satu batang pisang raja yang masih lengkap dengan satu tandan beserta jantungnya, satu tandan beserta jantungnya, satu jenjang cangkir gading, tebu wulung, daun kluwih, daun alang-alang, daun beringin, daun apo-apo, untaian padi, dan untaian jagung.
  • Sebelah kiri : satu batang pisang gajih yang masih lengkap dengan satu tandan beserta jantungnya, satu janjang kelapa hijau, tebu ulung, daun kluwih, daun alang-alang, daun bringin, daun apo-apo, untaian padi, dan untaian jagung.
  • Makna pelambang (arti hiasannya) : Pisang raja : supaya hidup kelak berbahagia seperti raja. Pisang gajih : supaya hidup bisa berhasil. Cengkir : kenceng ing pikir (tegas dalam memikirkan sesuatu). Kelapa hijau : lambang kesembuhan, karena airnya dapat digunakan sebagai obat penawar. Tebu : anteping kalbu (ketetapan hati). Padi dan jagung : pangan (makanan pokok). Daun kluwih : linuwih (serba tahu/ serba lebih). Daun alang-alang tanpa halangan. Daun apo-apo : tidak ada apa-apa. Janur, nur : cahaya, supaya calon pengantin mempunyai cahaya yang mempesona. Beringin : Lambang pengayoman.
  1. Pingitan : Lebih kurang 7 hari sebelum akad nikah, calon pengantin wanita dipingit di dalam keputren, dan tidak diperkenankan berhias atau memakai perhiasan. Hari pingitan ini dilambangkan sebagai hari puasa. Sebaiknya calon pengantin memakai lulur agar nanti bila saatnya tiba, wajahnya akan bercahaya (bhs.Jawa:manglingi). Lebih baik lagi kalau calon pengantin wanita mau berpuasa. Karena hikmah puasa dapat menahan diri/ sabar, tidak mudah tergoda/ cobaan-cobaan, dan untuk mendapatkan ridho Allah SWT, agar hidup bahagia.
  1. Siraman : Upacara siraman dilaksanakan sehari sebelum hari nikah. Maksudnya, untuk mensucikan calon pengantin, baik jasmani maupun rohani. Waktu siraman dilakukan antara pukul 11.00 yang memandikan adalah para pini sepuh yang masih genap (suami istri) dan sejahtera hidupnya, didahului oleh Bapak dan Ibu pengantin. Maksudnya , agar dapat mewariskan kebahagiaan kepada calon pengantin. Yang memandikan berjumlah ganjil, dan yang terakhir juru rias mengguyur dengan air kendi, lalu kendi tersebut dipecahkan. Setelah upacara siraman selesai, dilanjutkan dengan meratus rambut.Perlengkapan siraman : kembang pudak, kembang sundel, kembang kenongo, kembang locari kuning/ gadung, kembang locari putih, kembang regulo putih, kembang regulo abang, kembang cepiring, daun pandan, air tawar diambil dari tujuh sumber, mangir untuk menghaluskan kulit, kendi berisi air suci, sajen siraman, handuk dan pakaian untuk ganti Pelaksanaan siraman : calon pengantin melaksanakan sungkem kepada kedua orang tua. Calon pengantin di bimbing oleh kedua orang tua menuju ketempat siraman.
    Doa siraman : Niat ingsun nyirame sejatine Sanghyang Tunggal, Rogo sejatine jabang bayine (calon pengantin), dadi Ratu ing Buono, Sun Siram nganggo kembang Tirtosari sarine  Bopo Bumi-Pertiwi, ya ingsun putro Adam soko sih panguasane Gusti Kang Murbeng Tuwuh. Ngilangi gondo kang ala dadi becik, Rupa kang ala dadi becik Rahayu-Rahayu-Rahayu saking daya kersane Gusti.
    Doa pecah kendi/ pecah pamor : Sun nyalami Kaki among lan Nini among kan ngemong awal tumekane akhir. Jabang bayine Rogo-Sejati. Sejati-urip. Kagungane Gusti Kan Moho Agung. Lamun ono lir sembikolo nyandung kembang cempoko sarining kamulyan. Krente pangucape Roso: Sing cumlorong jabang bayine. Tong galitong wong sa'buono pada pitong, sinkaton Asri kaya Dewi Sri mung jabang bayine.
  1. Meratus Rambut : Maksud dari meratus rambut ialah mengeringkan rambut dan memberi aroma harum pada rambut. Yang meratus rambut juru rias selama kurang lebih dari 15 menit.
  1. Ngetepi (Ngerik) : Ngetepi (ngerik), menghilangkan bulu kuduk (bulu kalong) dan menghilangkan bulu-bulu pada wajah yang masih melekat, supaya bersih (terhindar dari gangguan/ menghilangkan suker)
  1. Manggulan : Manggulan merupakan malam tirakatan dan malam terakhir bagi calon pengantin putri sebagai gadis perawan. Calon pengantin dirias sederhana dan memakai sanggul. Calon pengantin duduk di dalam kamar ditemani sanak keluarga dan para pinisepuh untuk memberi doa restu agar pelaksanaan ijab/nikah dan tamu pengantin tidak ada aral melintang. Pakaian yang dikenakan adalah kain panjang gringsing kebaya berenda malangan. 
    Tebusan kembar Mayang
    Acara ini dilaksanakan secara simbolis sekitar pukul 10 malam. Bapak dan ibu telah duduk di pelaminan yang telah disediakan. Calon pengantin diiringkan dua perawan sunthi untuk sungkem menghadap Bapak dan Ibu. Calon pengantin minta bebono (permintaan) kepada kedua orang tuanya; dia mau dikawinkan kalau dibawakan bunga wijaya kusuma (bunga Dewo Ndaru). Kemudian Bapak calon pengantin menugaskan kepada dua orang (Bapak-Ibu) yang hidupnya mencapai kebahagiaan untuk mencarikan bunga permintaan putrinya.
    Pergilah kedua orang tersebut menemui Kama Jaya dan Kama Ratih untuk meminjam bunga Dewo Ndaru. Setelah diperoleh bunga tersebut, kedua perawan sunthi menggendong bunga Dewo dengan selendang pati. Setelah sampai, kedua utusan sowan kepada Bapak dan Ibu calon pengantin, bahwa usahanya mencari sepasang bunga Dewo Ndaru (sepasang kembang mayang) telah berhasil. Kemudian sang putri dipanggil, disuruh mengamati apakah bunga itu yang di kehendaki? Sang putri mengatakan, inilah bunga yang di inginkan.
    Kemudian sang Bapak mengatakan, apa tidak ada yang kurang? dengan wajah berseri sang putri mengatakan, tidak ada yang kurang. Kemudian ditutup dengan tembang dandang gulo.
    Dua pasang kembar mayang ditaruh didepan pelaminan dan tidak boleh dipindah-pindah sampai saat hari bertemu pengantin.
  1. Upacara Jomblokan ( Rapak dan Ijab/Nikah ) : Sebelum upacara ijab nikah dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan rapak, yang pelaksanaannya bersama-sama dengan waktu ijab. Yang hadir dalam upacara ini : penghulu (sebagai wakil pemerintah), kedua calon mempelai pengantin, dua saksi dari keluarga pengantin pria dan pengantin wanita (yaitu orangtua atau bila orangtua tidak ada, yang menjadi wali saudara laki-laki).
    Pakaian yang dikenakan mempelai putri adalah kain panjang motif kawung kebaya malangan berenda warna putih. Dan mempelai pria mengenakan celana tumpal malangan, dodat kawung baju taqwo malangan putih, udeng kawung.
  1. Temu Pengantin : Upacara temu ini dilaksanakan pada  waktu sesudah maghrib, mengambil waktu surup, karena mempunyai makna antara siang dan malam. Tempat untuk temu di tengah-tengah pintu dibawah talang.
    Urutan acara temu :
  • Tukar kembang mayang, tukar pengasih, injak telor, minum air wening oleh ibu pengantin putri, kliteran dengan angka 8 : kedua mempelai pengantin bergandengan dengan jari klingking kanan pengantin putri, sedang pengantin putra dengan kelingking tangan kiri. Lalu, duduk di pelaminan di iringi oleh kedua orangtua pengantin.
  • Asok Koyo : yaitu wajib memberikan nafkah kepada istri, dengan menuangkan beras kuning, uang recehan dan bunga boreh dimasukan kedalam kantong kuning motif tumpal malangan. Diterima oleh pengantin putri dengan kacu warna sama dengan kantongan.
  • Dahar Nasi Punar (nasi kuning) : kedua pengantin saling menyuap yang berarti dalam kehidupan kelak, suka dan duka dirasakan berdua. Nasi kuning dihias dengan janur dan diberi lauk-pauk/
  • Sungkeman kepada orangtua pengantin.
  • Iringan gendang pada upacara ngarak dan temu pengantin : senenan (ngarak pengantin), dhendho (temu pengantin), cincing guling (kirab), dan ketawang tengger (upacara di pelaminan)
  1. ResepsiPemberian doa restu kepada kedua mempelai pengantin dan kepada kedua orangtua mempelai sembari beramah-tamah
  2.2  Sistem Religi
Penduduk kota malang berjumlah sekitar 768 ribu orang, berdasarkan pada sensus 2008. Pertumbuhan kota malang di dominasi oleh suku Jawa. Sedangkan beberapa suku bangsa lain yang juga menempati kota malang ada suku tionghoa, Madura, dan arab.
Islam merupakan agama mayoritas di kota malang. Sedangkan agama Kristen protestan. Kristen katolik, Hindu, Budha, dan Kong hu chu mengikuti di belakangnya.

2.3  Sistem Kesenian

Di kota Malang, banyak sekali budaya kesenian yang ada. Mulai dari seni tradisional, seni modern, seni musik, seni rupa, tari modern sampai dengan lembaga keseniannya. Semua itu merupakan ciri khas dari kebudayaan kota Malang itu sendiri.
Seperti pada table 2.1 :
Kesenian Kota Malang
SENI TRADISIONAL
SENI MODERN
SENI MUSIK
SENI RUPA
TARI MODERN
LEMBAGA KESENIAN
Tari Topeng
Cerita Panji
Campur Sari
Tari Tradisional Lain
Grafis / Animasi Komputer
Sastra dan Penulisan
Rock
Alternatif
Jazz Fusion
Dang Dut
Folk Song
Musik Jalanan
Kolintang
Paduan Suara
Musik Kampus dan Teater
Seni Lukis
Seni Patung
Aerob
Balet
Teater
Sanggar Tari
Fashion
Agen Seni
Galeri Seni
Dewan Kesenian Malang
Sanggar Majapahit















Table 2.1

·      Seni Tradisional :
Salah satu contoh dari seni tradisional adalah Tari topeng.
Tari Topeng malangan menjadi salah satu  aset kekayaan etnik budaya tradisional Indonesia yang ada di Malang. Tarian ini  amat khas dan unik karena gerakan tarian ini merupakan perpaduan antara budaya Jawa Tengah , Jawa Barat dan Jawa Timur, khususnya Blambangan dan Osing. Sejarah kemunculan awalnya,  konon tari topeng ini diciptakan oleh Airlangga dari Kerajaan Kediri. Ia kemudian menyebarkan seni tari ini ke wilayah Malang tepatnya di wilayah Kerajaan Singhasari. Akar gerakan ini diperkaya pula oleh unsur gerak dan musik yang dinamis dari Etnik Jawa, Madura dan Bali. Tarian ini kerap dipakai sebagai tarian pembuka, atau di Malang sering dikenal sebagai tarian beskalan. Tarian ini diperkirakan muncul sekitar awal abad 20 an. Dan meraih puncak kejayaannya pada tahun 70-an. Kesenian ini pada waktu itu mampu membuat tenar nama Malang, dan Tarian Topeng Malangan ini dulunya dipakai sebagai ritual dan adat , namun juga sering ditampilkan untuk para tamu dalam bentuk drama tari. Kisah Ramayana, Mahabarata dan Panji. Kemenarikan tarian ini terlihat dari unsur gerakan, keluwesan penari dalam membawakan tariannya dan juga penggunaan kostumnya. Sedangkan cerita dari tarian ini  menceritakan Panji Asmarabangun,  dengan tokoh Dewi Sekartaji , Dewi Kilisuci, Bapang dan Panji Asmarabangun itu sendiri. Tari ini juga perlambang dari sifat manusia, karenanya dalam tarian ini digambarkan dalam banyak model topeng yang berbeda - beda seperti gembira, menangis, tertawa sedih dll.
Tari Topeng Malangan yang terkenal bernama Tari Bapang amat menarik ditandai dengan penari yang memakai topeng berhidung yang panjang, mata yang lebar dan gerakan yang jenaka, memiliki ekspresi seni yang tinggi, nilai estetika dan filosofi hidup. Sedangkan komunitas tari topeng malangan yang masih eksis hingga kini dapat dijumpai di Padepokan Topeng Glagahdowo Di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, serta Padepokan Asmorobangun dan Padepokan Galuh Chandra Kirana di Kecamatan Pakisaji Malang Selatan. Sedangkan sang maestro tari topeng malangan yang terkenal  bernama Mbah Karimun almarhum selain melestarikan tarian ini di padepokannya di desa Karangpandan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, namun juga menciptakan berbagai macam bentuk topeng, yang dipahat dari tangannya sendiri semasa beliau masih hidup. Beliau adalah pahlawan kesenian karena ikut melestarikan budaya Indonesia agar tak lekang oleh gerusan jaman. Ketekunannya dilandasi oleh semangat pengabdian dan kesetiaan pada tradisi topeng yang diwarisi dari para leluhurnya. Berikut ini merupakan salah satu topeng yang di gunakan untuk tari topeng malangan.

Topeng Malang
 

·      SENI MODERN
Untuk seni modern, masyarakat di malang biasanya lebih pada seni grafis/animasi computer,sastra dan penulisan.
·      SENI MUSIK
kolintang
     Rock, Alternatif,Jazz Fusion,Dang Dut,Folk Song,Musik Jalanan,Paduan Suara, Musik Kampus dan Teater. Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat musik ini dimainkan dengan diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum seperti pada gambar di samping ini:

·      SENI RUPA
Seni lukis payung kertas
Seni rupa dari malang diantaranya seperti seni lukis dan seni patung.Yang termasuk seni lukis dari malang, seperti lukisan – lukisan bersejarah, hasil lukis topeng, dan seni lukis payung kertas.








·      TARI MODERN
Yang termasuk tari modern di malang, seperti tari aerobic.
·      LEMBAGA KESENIAN
Di kota malang sendiri terdapat beberapa lembaga kesenian, seperti : Dewan Kesenian Malang,Sanggar Majapahit,dll.

2.4  Sistem Ilmu Pengetahuan

Karakter geografis kota malang yang berada di dataran tinggi, daerahnya berhawa sejuk, dinamika masyarakat yang ramah dan iklim politiknya tenang. Kondisi seperti ini sangat mendukung bagi dunia pendidikan. Ditambah lagi biaya hidup disini relative murah sehingga mengundang minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di malang. Tak heran dijadikan sebagai kota pendidikan di Jawa Timur. Salah satu Universitas yang ada di Malang seperti contoh Universitas Kanjuruhan Malang.
Sebenarnya masih banyak lagi sekolah tinggi dan akademi yang berdiri di malang. Banyaknya perguruan tinggi yang beroprasi disini tentu menjadi sumber pendapatan daerah yang potensional. Selain berbagai pusat pendidikan formal dan non formal, malang juga menjadi pusat pendidikan agama. Hal ini di buktikan dengan maraknya pondok-pondok pesantren dan juga sekolah-sekolah alkitab ternama dan mempunyai siswa dari seluruh pelosok nusantara.

2.5  Sistem Bahasa

Karena mayoritas penduduk kota Malang merupakan suku Jawa, maka bahasa jawa khususnya logat jawa timur merupakan bahasa sehari-hari yang lazim di gunakan oleh masyarakat malang.Malang terkenal dengan dialek khas yang disebut boso walikan. Bahasa ini merupakan kebiasaan masyarakat malang yang mengucapkan berbagai kata dengan cara terbalik. Beberapa contoh kata yang di ucapkan dengan boso walikan adalah kota malang menjadi ngalam, bakso menjadi oskab, mobil menjadi libom, arek menjadi kera dan lain sebagainya.
Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal egaliter dan blak-blakan, yang menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas dan tidak mengenal basa-basi.

2.6  Mata Pencaharian

Karena malang sebagai kota pendidikan, itu juga berdampak ekonomi yang bagus untuk mata pencaharian masyarakat malang pada umumnya. Salah satu dampak ekonomi sampingan yang berbasis pendidikan menjadi lahan bisnis masyarakat malang misalnya : usaha pemondokan, warung makan, laundry dan masih banyak lagi. Selain itu rata-rata mata pencaharian di Malang antara lain buruh industri. Salah satunya dengan berdirinya beberapa pabrik-pabrik yang ada di malang.

2.7  Sistem Pusaka

1.Keris Mpu Gandring

Keris empu Gandring adalah Benda Pusaka yang sangat terkenal dalam riwayat berdirinya kerajaan singasari di Malang, Keris ganas yang sudah terkenal memakan korban para pendiri kerajaan,pembuat,bahkan pemakainya yaitu Ken Arok. Singkat Cerita,Keris yang Melegenda ini di buat oleh empu yang sangat sakti bernama Empu Gandring yang kemudian dimintakan membuat sebuh keris sangat sakti oleh ken Arok.
Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris keris pusaka pada masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan harus diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat). Selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan sumpah kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Sampai sekarang keris mpu gandring ini belum ditemukan lagi oleh siapapun..!!!

2. Keris Naga Sasra Sabuk Inten

Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten adalah dua benda pusaka berbeda peninggalan Raja Majapahit. Nagasasra adalah nama salah satu dapur keris luk tiga belas dan ada pula yang luk-nya berjumlah sembilan dan sebelas, sehingga penyebutan nama dapur ini harus disertai dengan menyatakan jumlah luk-nya agar tidak salah.
Pada keris dapur Nagasasra yang bagus, sebagian banyak bilahnya diberi kinatah emas, dan pembuatan kinatah emas semacam ini telah dirancang oleh sang empu sejak awal pembuatan. Pada tahap penyelesaian akhir, sang empu sudah membuat bentuk kinatah sesuai rancangan. Bagian-bagian yang kelak akan dipasang emas diberi alur khusus Berupa pamor untuk “tempat pemasangan kedudukan emas” dan setelah penyelesaian wilah selesai, maka dilanjutkan dengan penempelan emas oleh pandai emas dari dalam kerajaan.
Salah satu pembuat keris dengan dapur Nagasasra terbaik, adalah karya empu Ki Nom, merupakan seorang empu yang terkenal, dan hidup pada akhir zaman kerajaan Majapahit.

3.Keris Pusaka Kala Munyeng (Milik Sunan Giri)

Add caption
Dalam Riwayat Prabu Brawijaya murka. Pengaruh Sunan Giri salah satu dari Sembilan Wali Songo dianggap sudah mengancam eksistensi Kerajaan Majapahit. Patih
Gajahmada dan pasukannya lalu dikirim ke Giri untuk memberikan serangan,Penduduk Giri pun panik dan menghambur ke Kedaton Giri. Sunan Giri yang saat itu sedang menulis begitu terkejut dan pena (kalam) yang tengah digunakannya ia lontarkan ke arah pasukan Majapahit..Atas kehendak Sang Pencipta pena yang terlontar itu menjelma menjadi keris ampuh dan keris inilah yang memporakporandakan pasukan Majapahit.
Sunan Giri yang nama kecilnya adalah Raden Paku alias Muhammad Ainul Yakin tidak hanya dikenal sebagai penyebar agama Islam yang gigih. tetapi juga pembaharu pada masanya.Pesantrennya, yang dibangun di perbukitan desa Sidomukti di selalan Gresik, tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan agama dalam arti sempit, tetapi juga menjadi pusat pengembangan masyarakat Giri Kedaton,pesantrennya di Gresik,bahkan tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa kala itu. Ketika Raden Patah (Demak Bintaro) melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Pada perkembangan,nya kemudian, Demak tak lepas dan pengaruh Sunan Giri. Dan Sunan Giri diakui sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan setanah Jawa.Meluasnya pengaruh Sunan Giri di Gresik membuat Prabu Brawijaya, raja Majapahit kala itu murka. la memerintahkan patihnya, Gajah Mada ke Giri. Penduduk Giri ketakutan dan berlari ke kedaton Sunan, Babad Tanah jawa menuturkan, ketika itu Sunan Giri sedang menulis. Karena terkejut mendengar musuh berdatangan merusak Giri, pena (kalam) yang dipegangnya Beliau lontarkan. Sunan Giri kemudian berdoa pada Sang Pencipta.
Ternyata kalam yang terlempar itu berubah menjadi keris berputar-putar,Keris dari kalam itu mengamuk dan banyak tentara Majapahit yang menyerbu Giri tewas, Sisanya kabur,berlarian kembali ke Majapahit. Dan keris dari kalam itupun dikisahkan kembali sendiri ke kedaton Giri tergeletak di hadapan Sunan dengan berlumuran darah. Sunan lalu berdoa pada Yang Maha Kuasa,dan mengatakan pada rakyat Giri bahwa kerisnya yang ampuh itu dinamai Kalam Munyeng.Apakah keris Kalam Munyeng (pena yang berputar-putar) itu modelnya seperti keris yang pada masa kini populer dengan nama Kala Munyeng (raksasa yang berputar-putar), wallahu alam!!! Namun keris Kala munyeng juga termasuk keris yang amat tersohor Namanya di nusantara ini.

4.Keris Pusaka Kyai Condong Campur

Condong Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan folklor. Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur. Keris ini merupakan salah satu dapur keris lurus. Panjang bilahnya sedang dengan kembang kacang, satu lambe gajah, satu sogokan di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah, sogokan belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan kusen dan lis-lis-an.
Condong Campur merupakan suatu perlambang keinginan untuk menyatukan perbedaan. Condong berarti miring yang mengarah ke suatu titik, yang berarti keberpihakan atau keinginan. Sedangkan campur berarti menjadi satu atau perpaduan. Dengan demikian, Condong Campur adalah keinginan untuk menyatukan suatu keadaan tertentu.
Konon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang empu. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat. Dalam dunia keris muncul mitos dan legenda yang mengatakan adanya pertengkaran antara beberapa keris. Keris Sabuk Inten yang merasa terancam dengan adanya keris Condong Campur akhirnya memerangi Condong Campur. Dalam pertikaian tersebut, Sabuk Inten kalah. Sedangkan keris Sengkelat yang juga merasa sangat tertekan oleh kondisi ini akhirnya memerangi Condong Campur hingga akhirnya Condong Campur kalah dan melesat ke angkasa menjadi Lintang Kemukus(komet atau bintang berekor), dan mengancam akan kembali ke bumi setiap 500 tahun untuk membuat huru hara, yang dalam bahasa Jawa disebut ontran-ontran.

5.Keris Pusaka Setan Kober

Keris setan kober ini dalam sejarah dibuat oleh mpu supo mandagri,beliau adalah keturunan seorang empu dari tuban. Dalam riwayat, Mpu supo memeluk islam dan berguru kepada sunan Ampel sambil tetap membuat keris. Mpu Supo Mandagri adalah empu sakti yang menjadikan karya nya begitu sangat terkenal antara lain Keris Kyai Sengkelat,dan Keris Kyai Nogo sosro dan setan kober ini sendiri. Keris ini dulu bernama “Bronggot Setan Kober” di buat pada awal kerajaan islam demak Bintaro kemudian keris ini di serahkan kepada Syekh Jafar Soddiq atau Sunan Kudus dalam perjalananya kemudian di berikan lagi kepada Arya penangsang.
Keris pusaka setan kober ini sangat ampuh sekali,tapi membawa hawa perbawa panas,sehingga sering membuat si pemakainya mudah marah begitu juga dengan arya penangsang yang mudah emosi akibat pembawaan keris ini.keris inilah yang di gunakan arya penangsang untuk bertanding melawan sutawijaya yang memiliki tombak kyai pleret. Sampai detik ini,keris ini juga tidak di ketahui asli keberadaannya, sama halnya dengan pusaka lain seperti mpu gandring. Demikian juga pamor dan dapur asli ciri setan kober tidak diketahui asli dan model nya,alasan ini mungkin menjadi kuat karena keris ini memakan banyak sekali korban petinggi penting. Jadi para empu mungkin tidak membuat mirip asli nya karena di yakini membawa sial atau bala sebab telah di anggap haus darah.

6.Keris Kyai Sengkelat (Brawijaya Ke v )

Add caption
Keris Sengkelat adalah keris pusaka luk tiga belas yang diciptakan pada jaman Majapahit (1466 – 1478), yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertabhumi (Brawijaya V) karya Mpu Supa Mandagri.Mpu Supa adalah salah satu santri Sunan Ampel. Konon bahan untuk membuat keris Sengkelat adalah cis, sebuah besi runcing untuk menggiring onta. Konon, besi itu didapat Sunan Ampel ketika sedang bermunajat. Ketika ditanya besi itu berasal darimana, dijawab lah bahwa besi itu milik Muhammad saw. Maka diberikan lah besi itu kepada Mpu Supa untuk dibuat menjadi sebilah pedang.
Namun sang mpu merasa sayang jika besi tosan aji ini dijadikan pedang, maka dibuatlah menjadi sebilah keris luk tiga belas dan diberi nama keris Sengkelat. Setelah selesai, diserahkannya kepada Sunan Ampel. Sang Sunan menjadi kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Maka oleh Sunan Ampel disarankan agar keris Sengkelat diserahkan kepada Prabu Brawijaya V.
Ketika Prabu Brawijaya V menerima keris tersebut, sang Prabu menjadi sangat kagum akan kehebatan keris Kyai Sengkelat. Dan akhirnya keris tersebut menjadi salah satu piyandel (maskot) kerajaan dan diberi gelar Kangjeng Kyai Ageng Puworo, mempunyai tempat khusus dalam gudang pusaka keraton.Pusaka baru itu menjadi sangat terkenal sehingga menarik perhatian Adipati Blambangan. Adipati ini memerintahkan orang kepercayaannya untuk mencuri pusaka tersebut demi kejayaan Blambangan, dan berhasil. Mpu Supa yang telah mengabdi pada kerajaan Majapahit diberi tugas untuk mencari dan membawa kembali pusaka tersebut ke Majapahit. karena taktik yang jitu dari mpu sumpa akhirnya keris itu ia dapatkan kembali dan tanpa menyebabkan peperangan, Malah Ki Nambang akhirnya dianugerahi seorang putri kadipaten yang bernama Dewi Lara Upas, adik dari Adipati Blambangan itu sendiri. Sang Mpu yang berhasil melaksanakan tugas selalu mencari cara agar dapat kembali ke Majapahit. Ketika kesempatan itu tiba maka beliau pun segera kembali ke Majapahit dan meninggalkan istrinya yang sedang hamil. Sebelum pergi, beliau meninggalkan pesan kepada sang istri bahwa kelak jika anak mereka lahir laki-laki agar diberi nama Joko Suro, serta meninggalkan besi bahan untuk  membuat keris.

    Sumber Referensi

http://mengenalbudayajawa.blogspot.com/search/label/Rumah%20Adat di unduh pada hari rabu, 14 november 2012 pukul 11.30
www.malang-guidance.com/kesenian-kebudayaan-kota-malang/ di unduh pada hari rabu, 14 november 2012 pukul 11.50
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang di unduh pada hari rabu, 14 november 2012 pukul 12.00
http://bendamustika.com/blog/6-keris-pusaka-sakti-yang-paling-melegenda di unduh pada hari kamis, 15 november 2012 pukul 13.00